Salah satu pertanyaan paling sering muncul dari pemilik bisnis lokal adalah: “Sebenarnya, biaya digital marketing itu idealnya berapa sih?” Banyak yang takut rugi, banyak juga yang sudah keluar uang tapi merasa hasilnya nggak sebanding dengan omzet yang masuk.
Masalahnya, digital marketing sering disalahpahami sebagai biaya, padahal yang benar adalah investasi. Artikel ini akan membahas perbandingan biaya digital marketing dengan omzet yang ideal, khususnya untuk bisnis lokal, supaya kamu punya gambaran realistis sebelum mengambil keputusan.
Memahami Digital Marketing sebagai Investasi, Bukan Beban
Kenapa Digital Marketing Tidak Bisa Dinilai Sekali Jalan
Digital marketing bukan pengeluaran sekali pakai. Berbeda dengan cetak brosur atau pasang spanduk, efek digital marketing bisa berkelanjutan. Konten, website, dan optimasi Google Maps bisa mendatangkan pelanggan berulang tanpa biaya tambahan setiap hari.
Karena sifatnya berkelanjutan, cara menilai efektivitasnya pun harus pakai sudut pandang jangka menengah dan panjang, bukan hanya dari hasil minggu pertama.
Berapa Persentase Ideal Biaya Digital Marketing dari Omzet
Standar Umum yang Dipakai di Banyak Bisnis
Secara umum, bisnis sehat biasanya mengalokasikan sekitar 5–15% dari omzet bulanan untuk digital marketing. Persentase ini bukan angka saklek, tapi jadi patokan realistis.
Untuk bisnis yang baru mulai digital, persentasenya bisa lebih besar di awal karena ada biaya setup seperti website, branding, dan optimasi awal. Setelah sistem jalan, biaya bisa lebih stabil dengan hasil yang lebih konsisten.
Studi Simulasi: Bisnis Lokal dengan Omzet 50 Juta per Bulan
Alokasi Biaya Digital Marketing yang Masuk Akal
Jika omzet bisnis sekitar 50 juta per bulan, maka alokasi digital marketing idealnya berkisar antara 2,5 juta hingga 7,5 juta per bulan. Angka ini sudah termasuk konten, optimasi Google Maps, dan iklan digital skala lokal.
Dengan alokasi ini, target realistisnya bukan sekadar ramai, tapi menghasilkan tambahan omzet yang bisa menutup biaya marketing dan memberikan keuntungan.
Hubungan Antara Biaya Marketing dan Target Omzet
Bukan Sekadar Balik Modal
Kesalahan umum adalah menganggap iklan “sukses” kalau uang iklan balik. Padahal target ideal digital marketing adalah Return on Investment (ROI) yang positif.
Misalnya, jika kamu mengeluarkan 5 juta untuk digital marketing, hasil idealnya bukan hanya dapat omzet 5 juta, tapi minimal 10–15 juta. Dengan begitu, bisnis masih punya ruang untuk operasional dan profit.
Kenapa Biaya Digital Marketing Bisa Terasa Boncos
Strategi Tidak Sesuai Skala Bisnis
Biaya terasa boros biasanya bukan karena angkanya terlalu besar, tapi karena strateginya tidak sesuai. Banyak bisnis lokal memakai strategi yang cocok untuk brand nasional, padahal target pasarnya terbatas secara geografis.
Akibatnya, iklan dilihat banyak orang, tapi hanya sedikit yang benar-benar bisa menjadi pelanggan.
Perbedaan Biaya Digital Marketing dan Hasil Jangka Panjang
Mana yang Habis, Mana yang Tumbuh
Iklan adalah biaya yang habis saat dihentikan. Tapi website, SEO, dan Google Maps adalah aset. Saat sistem ini sudah optimal, bisnis bisa tetap mendapatkan pelanggan meski iklan dikurangi.
Inilah alasan kenapa perbandingan biaya dan omzet harus melihat kombinasi antara strategi jangka pendek dan jangka panjang.
Kesalahan Menilai Omzet Tanpa Melihat Margin
Omzet Naik Tapi Untung Tetap Tipis
Tidak semua omzet itu sehat. Jika margin bisnis kecil, alokasi biaya digital marketing harus disesuaikan. Banyak bisnis merasa omzet naik, tapi cashflow tetap seret karena tidak menghitung margin sejak awal.
Digital marketing yang ideal bukan hanya meningkatkan omzet, tapi juga menjaga profit tetap aman.
Kapan Biaya Digital Marketing Layak Dinaikkan
Saat Sistem Sudah Terbukti
Biaya marketing seharusnya dinaikkan ketika:
- data menunjukkan iklan menghasilkan closing
- tim sudah bisa menangani peningkatan order
- customer retention mulai terbentuk
Menambah budget tanpa sistem yang siap hanya akan memperbesar kebocoran.
Peran Agency dalam Menjaga Biaya Tetap Sehat
Bukan Sekadar Jalanin Iklan
Agency yang baik bukan cuma menghabiskan budget, tapi membantu mengontrol rasio biaya dan hasil. Mereka membaca data, mengoptimasi strategi, dan memastikan setiap rupiah punya tujuan.
Untuk bisnis lokal, bekerja dengan agency yang paham pasar sekitar jauh lebih efektif dibanding sekadar mengikuti template nasional.
Sebanding Hasil Yang Didapatkan
Biaya digital marketing yang ideal bukan soal murah atau mahal, tapi soal sebanding dengan hasil yang didapat. Dengan perhitungan yang tepat, digital marketing bisa menjadi mesin pertumbuhan yang konsisten, bukan sumber pemborosan.
Jika kamu masih bingung menentukan budget yang masuk akal dan strategi yang sesuai dengan skala bisnis lokal, bekerja sama dengan partner yang tepat akan sangat membantu.
Axeel Technology membantu bisnis lokal di Surakarta menyusun strategi digital marketing yang realistis, terukur, dan berorientasi pada hasil, bukan janji manis.