Hal-Hal yang Perlu Dihindari Agar BEP Tercapai Sesuai Target

Hal-Hal yang Perlu Dihindari Agar BEP Tercapai Sesuai Target

  • October 2, 2025
  • |
  • Oleh Tim Axeel

Kenapa BEP Penting Buat Bisnis Anak Muda?

Kalau lo lagi merintis bisnis, pasti sering banget denger istilah BEP alias Break Even Point. Singkatnya, BEP itu titik balik di mana modal lo udah ketutup sama pendapatan. Jadi setelah BEP tercapai, semua transaksi berikutnya baru bener-bener jadi profit alias cuan murni.

Nah, banyak banget bisnis baru yang gagal nyampe BEP sesuai target gara-gara salah strategi. Akhirnya modal abis duluan sebelum bisa balik. Di artikel ini, gue bakal ngebahas hal-hal yang wajib banget lo hindari biar BEP bisnis lo bisa tercapai tepat waktu (atau bahkan lebih cepat).

 

 Apa Itu Break Even Point (BEP)?

Break Even Point adalah kondisi ketika total biaya sama dengan total pendapatan. Misalnya lo buka coffee shop dengan modal awal Rp50 juta, target lo BEP dalam 1 tahun. Artinya, dalam setahun omzet yang lo dapet harus minimal Rp50 juta buat nutup modal.

Kalau omzet lo lebih kecil dari modal, artinya bisnis masih rugi. Kalau omzet udah lebih besar, artinya lo udah masuk zona profit. BEP ini jadi patokan penting buat tau apakah bisnis lo sehat atau cuma jalan di tempat.

 

 Hal-Hal yang Perlu Dihindari Biar BEP Tercapai

 1. Manajemen Keuangan yang Amburadul

Kesalahan paling sering: nyampurin uang bisnis sama uang pribadi. Akhirnya lo nggak tahu duit yang muter beneran dari bisnis atau malah dari kantong pribadi.

Hindari:

  • Pakai satu rekening buat semua (pribadi + bisnis).
  • Nggak punya pencatatan keuangan harian.
  • Nggak tau laba kotor vs laba bersih.

Solusi:

  • Pisahin rekening pribadi dan bisnis.
  • Gunakan aplikasi akuntansi sederhana.
  • Catat pemasukan dan pengeluaran sekecil apapun.

 

 2. Overpricing atau Underpricing

Salah nentuin harga bisa jadi bumerang. Kalau kemahalan, orang kabur ke kompetitor. Kalau kemurahan, lo bisa rame order tapi nggak nutup modal.

Hindari:

  • Pasang harga asal-asalan tanpa riset.
  • Niru harga kompetitor tanpa tau biaya produksi lo.

Solusi:

  • Hitung HPP (Harga Pokok Produksi) dengan detail.
  • Lihat harga pasar dan sesuaikan dengan value brand lo.
  • Kasih alasan kenapa produk lo worth it dengan harga segitu.

 

 3. Marketing yang Setengah-Setengah

Banyak UMKM baru cuma promosi sekali pas launching, abis itu ngilang. Padahal marketing itu harus konsisten biar brand makin dikenal.

Hindari:

  • Posting medsos cuma kalau sempet.
  • Promosi di channel yang nggak sesuai target.
  • Ikutan tren tapi nggak relevan dengan brand lo.

Solusi:

  • Gunakan strategi digital marketing (SEO, Ads, Social Media).
  • Konsisten posting konten yang relevan.
  • Bangun komunitas biar konsumen loyal.

 

 4. Boros di Biaya Operasional

Sering banget bisnis baru ngebakar duit di awal. Dari dekor toko kebanyakan fancy, beli alat yang belum kepake, sampai bayar gaji karyawan kebanyakan.

Hindari:

  • Overhire (merekrut orang lebih banyak dari kebutuhan).
  • Belanja alat/mesin yang belum urgent.
  • Spending besar buat hal-hal yang nggak langsung bikin omzet naik.

Solusi:

  • Mulai dengan konsep lean business (hemat tapi jalan).
  • Fokus investasi di hal yang langsung bikin cuan.
  • Hire orang sesuai kebutuhan, bukan gengsi.

 

 5. Nggak Paham Target Market

Kalau lo nggak tahu siapa target market lo, strategi jualan pasti ngaco. Lo bisa jadi buang-buang duit promosi ke orang yang sebenarnya nggak butuh produk lo.

Hindari:

  • Jualan ke semua orang tanpa fokus.
  • Promosi ke platform yang salah.

Solusi:

  • Tentuin buyer persona (umur, gender, pekerjaan, minat).
  • Gunakan platform sesuai target (contoh: TikTok buat Gen Z, LinkedIn buat profesional).
  • Tes pasar dulu dengan produk kecil sebelum launching besar-besaran.

 

 6. Terjebak di Zona Nyaman

Brand baru kadang cepat puas. Baru rame dikit udah santai, padahal belum nyampe BEP. Akhirnya growth melambat dan target BEP molor.

Hindari:

  • Puas duluan dengan omzet kecil.
  • Nggak mau improve produk.
  • Malas eksplor channel pemasaran baru.

Solusi:

  • Evaluasi performa bulanan.
  • Minta feedback konsumen buat perbaikan.
  • Ikutin tren industri biar brand tetap relevan.

 

 7. Pelayanan Customer yang Buruk

Percaya atau nggak, pelayanan bisa bikin orang balik atau nggak. Kalau pelayanan buruk, orang bisa kapok meski produknya bagus.

Hindari:

  • Respon chat lama.
  • Delivery telat.
  • Nggak tanggung jawab kalau ada produk rusak.

Solusi:

  • Prioritaskan customer experience.
  • Latih tim customer service.
  • Kasih bonus/kompensasi kalau ada kendala.

 

 8. Nggak Evaluasi dan Adaptasi

Dunia bisnis tuh dinamis. Kalau lo cuma jalan lurus tanpa evaluasi, bisa-bisa lo nyasar. Evaluasi ini penting buat tau strategi mana yang efektif, mana yang buang-buang duit.

Hindari:

  • Nggak pernah cek laporan penjualan.
  • Jalan terus padahal strategi promosi nggak efektif.
  • Nggak peduli feedback konsumen.

Solusi:

  • Lakukan evaluasi tiap bulan/kuartal.
  • Bandingin target vs hasil.
  • Adaptasi cepat sesuai tren.

 

 Strategi Biar BEP Bisa Tercapai Lebih Cepat

Selain menghindari kesalahan di atas, lo bisa ikutin strategi ini:

  1. Fokus ke produk best seller – biar modal cepet muter.
  2. Gunakan promosi bundling – bikin orang belanja lebih banyak.
  3. Bangun brand awareness digital – pakai SEO + social media.
  4. Kolaborasi dengan influencer kecil (micro influencer) – hemat biaya, tapi efektif buat target pasar spesifik.
  5. Upselling & cross-selling – tawarin produk tambahan biar order value naik.

 

 Studi Kasus Singkat

Bayangin lo buka bisnis clothing dengan modal Rp100 juta. Target BEP: 12 bulan. Tapi gara-gara salah manajemen keuangan dan terlalu boros di awal, lo baru balik modal di bulan ke-24.

Bandingin kalau lo lebih hemat, fokus ke digital marketing, dan konsisten evaluasi. Bisa jadi BEP tercapai cuma dalam 8 bulan. Bedanya ada di strategi dan disiplin.

 

Break Even Point (BEP) Sesuai Target

Mencapai Break Even Point (BEP) sesuai target itu bukan sekadar hitung-hitungan modal vs omzet. Lo harus bisa ngatur strategi, hindarin kesalahan fatal, dan konsisten eksekusi.

Hal-hal yang perlu dihindari antara lain: keuangan berantakan, harga nggak pas, promosi setengah hati, boros operasional, salah target market, pelayanan jelek, dan malas evaluasi. Kalau lo bisa menghindari jebakan-jebakan ini, target BEP bukan cuma tercapai, tapi bisa lebih cepat dari rencana.

Ingat, bisnis yang sehat itu bukan sekadar ramai di awal, tapi bisa sustain dalam jangka panjang. Jadi, yuk mulai serius ngejaga strategi biar modal balik tepat waktu dan lo bisa fokus ke fase berikutnya: growth dan profit maksimal.